Konfusius dan Filosofi Hidup


Quote:
Kong Hu Cu atau Konfusius, kadang-kadang sering hanya disebut Kongcu (Hanzi: 孔夫子、孔子, hanyu pinyin: Kongfuzi、Kongzi) (551 SM – 479 SM) adalah seorang guru atau orang bijak yang terkenal dan juga filsuf sosial Tiongkok

Kong Hu-Cu adalah salah seorang filsuf terbesar dunia. Dialah orang pertama pengembang sistem memadukan alam pikiran dan kepercayaan orang Cina yang paling mendasar.

Filosofinya menyangkut moralitas orang perorang dan konsepsi suatu pemerintahan tentang cara-cara melayani rakyat dan memerintahnya liwat tingkah laku teladan- telah menyerap jadi darah daging kehidupan dan kebudayaan orang Cina selama lebih dari dua ribu tahun.

Kong Hu-Cu kerap dianggap sebagai pendiri sebuah agama; anggapan ini tentu saja meleset. Dia jarang sekali mengkaitkan ajarannya dengan keTuhanan, menolak perbincangan alam akhirat, dan mengelak dari setiap omongan yang berhubungan dengan soal-soal metafisika.

Ajarannya lebih menjurus ke filosofi hidup yang berisikan kesopanan kepada sesama, kasih dan kesetiaan.
Quote:
Berikut ini adalah ucapan - ucapan dan ajaran - ajaran Confucius yang patut untuk dijadikan sebuah filosofi dan cambuk untuk hidup lebih baik

Quote:
Ada tiga metode untuk mendapatkan kebijaksanaan. Yang pertama adalah refleksi, yang merupakan tahap terpenting . Yang kedua adalah pembatasan diri, yang merupakan tahap paling mudah. Yang ketiga adalah pengalaman, yang merupakan tahap paling pahit.
Quote:
Kejayaan bukan soal bagaimana kita tidak pernah kalah/ jatuh, tapi bagaimana seandainya saat kita jatuh/kalah, kita tetap sanggup untuk bangkit.
Quote:
Orang yang besar adalah orang yang cara berbicaranya sederhana , namun tindakannya luar biasa.
Quote:
Apa yang kamu tidak suka orang lain berbuat terhadap dirimu, jangan lakukan.
Quote:
Satu hari tidak belajar itu kesalahan. Tiga hari tidak belajar adalah sebuah kemunduran !
Quote:
Melihat sesuatu yang salah, dan tidak melawannya adalah pengecut !
Quote:
Kita tidak membuka buku tanpa belajar sesuatu yang baru
Quote:
Dari belajar tentang masa lalu, kita dapat memperkirakan masa depan
Quote:
Orang besar melakukan tindakan dan setelah itu berbicara sesuai apa yang telah ia lakukan
Quote:
Perasaan dirugikan bukan apa - apa jika kau tidak mengingatnya
Quote:
Tak Lupa :

Happy Chinese New Year !
Gong Xi Fa Cai !
Semoga di Tahun yang Baru Ini, Kemakmuran Akan Menghampiri Agan - Agan !






sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6898925

Kalung Annisa

 
Ini cerita tentang Anisa, seorang gadis kecil yang ceria berusia Lima tahun. Pada suatu sore, Anisa menemani Ibunya berbelanja di suatu supermarket.

Ketika sedang menunggu giliran membayar, Anisa melihat sebentuk kalung mutiara mungil berwarna putih berkilauan, tergantung dalam sebuah kotak berwarna pink yang sangat cantik. Kalung itu nampak begitu indah, sehingga Anisa sangat ingin memilikinya. Tapi... Dia tahu, pasti Ibunya akan berkeberatan. Seperti biasanya, sebelum berangkat ke supermarket dia sudah berjanji tidak akan meminta apapun selain yang sudah disetujui untuk dibeli.

Dan tadi Ibunya sudah menyetujui untuk membelikannya kaos kaki berenda yang cantik. Namun karena kalung itu sangat indah, diberanikannya bertanya. "Ibu, bolehkah Anisa memiliki kalung ini ? Ibu boleh kembalikan kaos kaki yang tadi... " Sang Bunda segera mengambil kotak kalung dari tangan Anisa. Dibaliknya tertera harga Rp 25,000.

Dilihatnya mata Anisa yang memandangnya dengan penuh harap dan cemas.Sebenarnya dia bisa saja langsung membelikan kalung itu, namun ia tak mau bersikap tidakkonsisten...

"Oke ... Anisa, kamu boleh memiliki kalung ini. Tapi kembalikan kaos kaki yang kau pilih tadi. Dan karena harga kalung ini lebih mahal dari kaos kaki itu,Ibu akan potong uang tabunganmu untuk minggu depan. Setuju ?"

Anisa mengangguk lega, dan segera berlari riang mengembalikan kaos kaki ke raknya. "Terimakasih...,Ibu" Anisa sangat menyukai dan menyayangi kalung mutiaranya. Menurutnya, kalung itu membuatnya nampak cantik dan dewasa. Dia merasa secantik Ibunya. Kalung itu tak pernah lepas dari lehernya, bahkan ketika tidur.

Kalung itu hanya dilepasnya jika dia mandi atau berenang. Sebab,kata ibunya, jika basah, kalung itu akan rusak, dan membuat lehernya menjadi hijau...

Setiap malam sebelum tidur, ayah Anisa membacakan cerita pengantar tidur. Pada suatu alam, ketika selesai membacakan sebuah cerita, Ayah bertanya :
"Anisa..., Anisa sayang Enggak sama Ayah ?"
"Tentu dong... Ayah pasti tahu kalau Anisa sayang Ayah!"
"Kalau begitu, berikan kepada Ayah kalung mutiaramu...
"Yah..., jangan dong Ayah ! Ayah boleh ambil "si-Ratu" boneka kuda dari nenek... ! Itu kesayanganku juga
"Ya sudahlah sayang,... ngga apa-apa !". Ayah mencium pipi Anisa sebelum keluar dari kamar Anisa. Kira-kira seminggu berikutnya, setelah selesai membacakan cerita, Ayah bertanya lagi, "Anisa..., Anisa sayang nggak sih, sama Ayah?"
"Ayah, Ayah tahu bukan kalau Anisa sayang sekali pada Ayah!".
"Kalau begitu, berikan pada Ayah Kalung mutiaramu."
"Jangan Ayah... Tapi kalau Ayah mau, Ayah boleh ambil boneka Barbie ini.."Kata Anisa seraya menyerahkan boneka Barbie yang selalu menemaninya bermain.

Beberapa malam kemudian, ketika Ayah masuk ke kamarnya, Anisa sedang duduk di atas tempat tidurnya. Ketika didekati, Anisa rupanya sedang menangis diam-diam. Kedua tangannya tergenggam di atas pangkuan. air mata membasahi pipinya...
"Ada apa Anisa,kenapa Anisa ?"
Tanpa berucap sepatah pun, Anisa membuka tangan-nya.
Di dalamnya melingkar cantik kalung mutiara kesayangannya
" Kalau Ayah mau...ambillah kalung Anisa" Ayah tersenyum mengerti, diambilnya kalung itu dari tangan mungil Anisa. Kalung itu dimasukkan ke dalam kantong celana. Dan dari kantong yang satunya, dikeluarkan sebentuk kalung mutiara putih...sama cantiknya dengan kalung yang sangat disayangi Anisa...
"Anisa... ini untuk Anisa. Sama bukan ? Memang begitu nampaknya,tapi kalung ini tidak akan membuat lehermu menjadi hijau"

Ya..., ternyata Ayah memberikan kalung mutiara asli untuk menggantikan kalung mutiara imitasi Anisa.

***

Demikian pula halnya dengan Tuhan. terkadang Dia meminta sesuatu dari kita, karena Dia berkenan untuk menggantikannya dengan yang lebih baik. Namun, kadang-kadang kita seperti atau bahkan lebih naif dari Anisa :
"Menggenggam erat sesuatu yang kita anggap amat berharga, dan oleh karenanya tidak ikhlas bila harus kehilangan."

Cepat atau lambat,,apa yang ada pada diri kita pun akan selalu berganti,,kiranya Tuhan selalu mengingatkan kita bahwa semua milik-Nya,,tentu akan kembali kepada-Nya...

Untuk itulah perlunya sikap ikhlas,karena kita yakin tidak akan Tuhan mengambil sesuatu dari kita jika tidak akan menggantinya dengan yang lebih baik,,di dunia atau di akherat kelak,,