Konfusius dan Filosofi Hidup


Quote:
Kong Hu Cu atau Konfusius, kadang-kadang sering hanya disebut Kongcu (Hanzi: 孔夫子、孔子, hanyu pinyin: Kongfuzi、Kongzi) (551 SM – 479 SM) adalah seorang guru atau orang bijak yang terkenal dan juga filsuf sosial Tiongkok

Kong Hu-Cu adalah salah seorang filsuf terbesar dunia. Dialah orang pertama pengembang sistem memadukan alam pikiran dan kepercayaan orang Cina yang paling mendasar.

Filosofinya menyangkut moralitas orang perorang dan konsepsi suatu pemerintahan tentang cara-cara melayani rakyat dan memerintahnya liwat tingkah laku teladan- telah menyerap jadi darah daging kehidupan dan kebudayaan orang Cina selama lebih dari dua ribu tahun.

Kong Hu-Cu kerap dianggap sebagai pendiri sebuah agama; anggapan ini tentu saja meleset. Dia jarang sekali mengkaitkan ajarannya dengan keTuhanan, menolak perbincangan alam akhirat, dan mengelak dari setiap omongan yang berhubungan dengan soal-soal metafisika.

Ajarannya lebih menjurus ke filosofi hidup yang berisikan kesopanan kepada sesama, kasih dan kesetiaan.
Quote:
Berikut ini adalah ucapan - ucapan dan ajaran - ajaran Confucius yang patut untuk dijadikan sebuah filosofi dan cambuk untuk hidup lebih baik

Quote:
Ada tiga metode untuk mendapatkan kebijaksanaan. Yang pertama adalah refleksi, yang merupakan tahap terpenting . Yang kedua adalah pembatasan diri, yang merupakan tahap paling mudah. Yang ketiga adalah pengalaman, yang merupakan tahap paling pahit.
Quote:
Kejayaan bukan soal bagaimana kita tidak pernah kalah/ jatuh, tapi bagaimana seandainya saat kita jatuh/kalah, kita tetap sanggup untuk bangkit.
Quote:
Orang yang besar adalah orang yang cara berbicaranya sederhana , namun tindakannya luar biasa.
Quote:
Apa yang kamu tidak suka orang lain berbuat terhadap dirimu, jangan lakukan.
Quote:
Satu hari tidak belajar itu kesalahan. Tiga hari tidak belajar adalah sebuah kemunduran !
Quote:
Melihat sesuatu yang salah, dan tidak melawannya adalah pengecut !
Quote:
Kita tidak membuka buku tanpa belajar sesuatu yang baru
Quote:
Dari belajar tentang masa lalu, kita dapat memperkirakan masa depan
Quote:
Orang besar melakukan tindakan dan setelah itu berbicara sesuai apa yang telah ia lakukan
Quote:
Perasaan dirugikan bukan apa - apa jika kau tidak mengingatnya
Quote:
Tak Lupa :

Happy Chinese New Year !
Gong Xi Fa Cai !
Semoga di Tahun yang Baru Ini, Kemakmuran Akan Menghampiri Agan - Agan !






sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6898925

Kalung Annisa

 
Ini cerita tentang Anisa, seorang gadis kecil yang ceria berusia Lima tahun. Pada suatu sore, Anisa menemani Ibunya berbelanja di suatu supermarket.

Ketika sedang menunggu giliran membayar, Anisa melihat sebentuk kalung mutiara mungil berwarna putih berkilauan, tergantung dalam sebuah kotak berwarna pink yang sangat cantik. Kalung itu nampak begitu indah, sehingga Anisa sangat ingin memilikinya. Tapi... Dia tahu, pasti Ibunya akan berkeberatan. Seperti biasanya, sebelum berangkat ke supermarket dia sudah berjanji tidak akan meminta apapun selain yang sudah disetujui untuk dibeli.

Dan tadi Ibunya sudah menyetujui untuk membelikannya kaos kaki berenda yang cantik. Namun karena kalung itu sangat indah, diberanikannya bertanya. "Ibu, bolehkah Anisa memiliki kalung ini ? Ibu boleh kembalikan kaos kaki yang tadi... " Sang Bunda segera mengambil kotak kalung dari tangan Anisa. Dibaliknya tertera harga Rp 25,000.

Dilihatnya mata Anisa yang memandangnya dengan penuh harap dan cemas.Sebenarnya dia bisa saja langsung membelikan kalung itu, namun ia tak mau bersikap tidakkonsisten...

"Oke ... Anisa, kamu boleh memiliki kalung ini. Tapi kembalikan kaos kaki yang kau pilih tadi. Dan karena harga kalung ini lebih mahal dari kaos kaki itu,Ibu akan potong uang tabunganmu untuk minggu depan. Setuju ?"

Anisa mengangguk lega, dan segera berlari riang mengembalikan kaos kaki ke raknya. "Terimakasih...,Ibu" Anisa sangat menyukai dan menyayangi kalung mutiaranya. Menurutnya, kalung itu membuatnya nampak cantik dan dewasa. Dia merasa secantik Ibunya. Kalung itu tak pernah lepas dari lehernya, bahkan ketika tidur.

Kalung itu hanya dilepasnya jika dia mandi atau berenang. Sebab,kata ibunya, jika basah, kalung itu akan rusak, dan membuat lehernya menjadi hijau...

Setiap malam sebelum tidur, ayah Anisa membacakan cerita pengantar tidur. Pada suatu alam, ketika selesai membacakan sebuah cerita, Ayah bertanya :
"Anisa..., Anisa sayang Enggak sama Ayah ?"
"Tentu dong... Ayah pasti tahu kalau Anisa sayang Ayah!"
"Kalau begitu, berikan kepada Ayah kalung mutiaramu...
"Yah..., jangan dong Ayah ! Ayah boleh ambil "si-Ratu" boneka kuda dari nenek... ! Itu kesayanganku juga
"Ya sudahlah sayang,... ngga apa-apa !". Ayah mencium pipi Anisa sebelum keluar dari kamar Anisa. Kira-kira seminggu berikutnya, setelah selesai membacakan cerita, Ayah bertanya lagi, "Anisa..., Anisa sayang nggak sih, sama Ayah?"
"Ayah, Ayah tahu bukan kalau Anisa sayang sekali pada Ayah!".
"Kalau begitu, berikan pada Ayah Kalung mutiaramu."
"Jangan Ayah... Tapi kalau Ayah mau, Ayah boleh ambil boneka Barbie ini.."Kata Anisa seraya menyerahkan boneka Barbie yang selalu menemaninya bermain.

Beberapa malam kemudian, ketika Ayah masuk ke kamarnya, Anisa sedang duduk di atas tempat tidurnya. Ketika didekati, Anisa rupanya sedang menangis diam-diam. Kedua tangannya tergenggam di atas pangkuan. air mata membasahi pipinya...
"Ada apa Anisa,kenapa Anisa ?"
Tanpa berucap sepatah pun, Anisa membuka tangan-nya.
Di dalamnya melingkar cantik kalung mutiara kesayangannya
" Kalau Ayah mau...ambillah kalung Anisa" Ayah tersenyum mengerti, diambilnya kalung itu dari tangan mungil Anisa. Kalung itu dimasukkan ke dalam kantong celana. Dan dari kantong yang satunya, dikeluarkan sebentuk kalung mutiara putih...sama cantiknya dengan kalung yang sangat disayangi Anisa...
"Anisa... ini untuk Anisa. Sama bukan ? Memang begitu nampaknya,tapi kalung ini tidak akan membuat lehermu menjadi hijau"

Ya..., ternyata Ayah memberikan kalung mutiara asli untuk menggantikan kalung mutiara imitasi Anisa.

***

Demikian pula halnya dengan Tuhan. terkadang Dia meminta sesuatu dari kita, karena Dia berkenan untuk menggantikannya dengan yang lebih baik. Namun, kadang-kadang kita seperti atau bahkan lebih naif dari Anisa :
"Menggenggam erat sesuatu yang kita anggap amat berharga, dan oleh karenanya tidak ikhlas bila harus kehilangan."

Cepat atau lambat,,apa yang ada pada diri kita pun akan selalu berganti,,kiranya Tuhan selalu mengingatkan kita bahwa semua milik-Nya,,tentu akan kembali kepada-Nya...

Untuk itulah perlunya sikap ikhlas,karena kita yakin tidak akan Tuhan mengambil sesuatu dari kita jika tidak akan menggantinya dengan yang lebih baik,,di dunia atau di akherat kelak,,

Surat Untuk Mama


Sore ini aku pulang lebih awal karena kantor tidak ada orderan. Yah... semenjak ditinggal istriku aku menjalani peran ganda sebagai papa dan juga mama bagi  anak perempuanku yg masih berumur 5 tahun....

Ketika aku pulang kudapati anakku sudah tidur. Aku cium keningnya dan kudapati surat surat banyak sekali.

Kuambil acak dan kubaca surat yg pertama. "Ma tadi aku dipukul papa keras sekali, papa marah karena aku hamburkan biscuit dikamar, padahal tadi aku makan biscuit karena lapar, mau makan papa lom pulang.

Hatiku langsung terasa berat..

Kulanjutkan dengan surat kedua.."Ma..hari ini papa pukul tanganku  dengan keras sampai sakit kalo digerakkan... papa marah karena aku ambil kertas2 papa ..aku kangen mama makanya aku ingin kirim surat ke mama....

Tak terasa air mataku keluar lihat tulisan anak kecilku yg polos.

Kubuka surat ketiga ..."Ma hari ini papa marah dan memukulku keras sekali dan mengurungku di kamar mandi.. papa marah karena foto mama yg ada dikamar papa mau aku pindahin ke kamar aku..mau aku pasang didinding tapi aku kurang tinggi.. jadinya fotonya jatuh.. padahal aku mau taruh foto mama supaya kalo besar nanti aku selalu ingat wajah mama yang melahirkan aku.".....

Begitu kubaca  surat terakir air mataku semakin tumpah dan kupeluk erat anakku yg lagi  tidur....

Note : Untuk para suami yg dianugerahi istri dan anak yang baik jangan sia siakan mereka.

sumber: unknown

Kisah Air dan Besi




Ada dua buah benda yang bersahabat karib yaitu besi dan air. Besi seringkali berbangga akan dirinya sendiri. Ia sering menyombong kepada sahabatnya : “lihat ini aku, aku kuat dan keras. aku tidak seperti kamu yang lemah dan lunak.” Air hanya diam saja mendengar tingkah sahabatnya.

Suatu hari besi menantang air berlomba untuk menenembus suatu gua dan mengatasi segala rintangan yang ada di sana. Aturannya : “barang siapa dapat melewati gua itu dengan selamat tanpa terluka maka ia dinyatakan menang.”

Rintangan pertama mereka ialah mereka harus melalui penjaga gua itu yaitu batu-batu yang keras dan tajam. Besi mulai menunjukkan kekuatannya, ia menabrakkan dirinya ke batu-batu itu. Tetapi karena kekerasannya, batu-batuan itu mulai runtuh menyerangnya dan besipun banyak terluka disana sini karena melawan batu-batuan itu.

Air melakukan tugasnya, ia menetes sedikit demi sedikit untuk melawan bebatuan itu, ia dengan lembut mengikis bebatuan itu sehingga bebatuan lainnya tidak terganggu, ia hanya melubangi seperlunya saja untuk lewat tetapi tidak merusak yang lainnya.

Score air dan besi 1:0 untuk rintangan ini atas kemenangan air.

Rintangan kedua mereka ialah mereka harus melalui berbagai celah sempit untuk tiba di dasar gua.
Besi mengubah dirinya menjadi mata bor yang kuat dan ia mulai berputar untuk menembus celah-celah itu. Tetapi celah-celah itu cukup sulit untuk ditembus, semakin keras ia memutar memang celah itu semakin hancur tetapi ia pun juga semakin terluka.

Air dengan santainya merubah dirinya mengikuti bentuk celah-celah itu. Ia mengalir santai dan karena bentuknya yang bisa berubah ia bisa dengan leluasa tanpa terluka mengalir melalui celah-celah itu.
Score air dan besi 2:0.

Rintangan ketiga ialah mereka harus dapat melewati suatu lembah dan tiba di luar gua.

Besi kesulitan mengatasi rintangan ini, ia tidak tahu harus berbuat apa, dan akhirnya ia berkata kepada air : “Score kita 2:0, aku akan mengakui kehebatanmu jika engkau dapat melalui rintangan terakhir ini!”.

Airpun segera menggenang sebenarnya ia pun kesulitan mengatasi rintangan ini, tetapi kemudian air membiarkan sang matahari membantunya untuk menguap. Ia terbang dengan ringan menjadi awan, kemudian dengan bantuan angin yang meniupnya keseberang dan mengembunkannya maka air turun sebagai hujan.

Air menang telak atas besi dengan score 3:0.

Pelajaran yang kita dapatkan dari sini, jadikanlah hidupmu seperti air. Air dapat memperoleh sesuatu dengan kelembutannya tanpa merusak dan mengacaukan karena dengan sedikit demi sedikit ia bergerak tetapi ia dapat menembus bebatuan yang keras.

Ingat, hati seseorang hanya dapat dibuka dengan kelembutan dan kasih, bukan dengan paksaan dan kekerasan. Kekerasan hanya menimbulkan dendam dan paksaan hanya menimbulkan keinginan untuk membela diri.

Air selalu merubah bentuknya sesuai dengan lingkungannya, ia fleksibel dan tidak kaku karena itu ia dapat diterima oleh lingkungannya. Dan sekalipun air mengalami suatu kemustahilan untuk mengatasi masalahnya, ia tidak mengandalkan kekuatannya sendiri. Sehingga ia mengalami mujizat, dan dikaruniakan kemampuan untuk merubah dirinya menjadi uap.

Semoga bermanfaat.

Where Have All Father Gone ???


Bill Cosby memang berharga. Ketika beberapa tahun silam, anaknya Bill Cosby Jr diterjang peluru, hampir sebagian warga dunia berguncang.

Seorang ayah 'ideal' kehilangan anaknya. Puluhan pertanyaan berhamburan dibalik kejadian itu. Orang-orang tidak membayangkan Bill Cosby Jr punya masalah dengan bandit-bandit pengedar obat terlarang. Bukankah Bill Cosby seorang ayah ideal, humoris, sabar, pengertian, enak dan perlu. Tidaklah berlebihan, kalau Alvin F. Poussaint M.D, seorang Asisten Profesor dari Harvard Medical School, membutuhkan 10 halaman untuk menjelaskan kehebatan sang tokoh.

Namun ada satu pertanyaan inti yang tidak mampu dijawab secara transparan oleh Bill, yaitu, "Where has Bill gone?"

Kemanakah Bill pergi selama ini. Apakah yang ia lakukan sepanjang hari dengan anaknya. Kenapa Bill tidak mengetahui sedikitpun tentang sepak terjang anaknya?

Malam, ketika tulisan ini sedang dirampungkan, telpon rumah saya berdering.Interlokal dari kampung saya disebuah dusun pedalaman Sumatra. Suara gagap dan ragu-ragu kakak perempuan saya mengabarkan, dua orang keponakan kami masuk penjara.

Satu orang tertangkap sebagai pengedar Narkoba dan satu lagi sebagai pemakai Narkoba kronis.

Sama seperti Bill Cosby, tiba-tiba puluhan pertanyaan menyergap dan mengepung ruang dalam otak kanan saya. Semua pertanyaan itu berputar-putar dan akhirnya berpilin pada sebuah pertanyaan...
"Where has their father gone?"
"Kemanakah ayah mereka pergi selama ini?

Sehari sebelum saya terima kabar dari kampung, dalam sebuah dialog antara pemerhati pecandu Narkoba, seorang ibu bercerita. Katanya, tak ada kesakitan yang lebih mencekam ketimbang cengkraman Narkoba pada anaknya. Dengan menahan tangis dan sedikit dendam, ia mengatakan anaknya adalah korban dari hilangnya lelaki dewasa (ayah) dalam putaran kehidupan rumah tangganya.
"Where has their father gone?"
Dimana ayah mereka?"

Anak-anak yang ditakdirkan menjadi pelaku sejarah diatas hanyalah sebagian kecil di antara berjuta anak yang sebenarnya tidak membutuhkan konseling psikologi. Apa yang mereka butuhkan namun seringkali tidak mereka miliki adalah ayah yang peduli padanya dan punya waktu untuk bersama. Anak-anak itu tidak butuh tenaga psikiater tapi dia butuh seseorang yang bisa dipercaya.
Lalu di manakah ayah-ayah mereka?
Ada dua jawaban.

Pertama, ayah yang ada tapi suka membolos.

Tipe ini kita temukan di mana-mana. Di lapangan golf, tenis, bulu tangkis, kantor dan tempat lainnya.
Ada ayah yang dinas luar (tugas kantor atau dakwah) ke daerah-daerah hampir setiap bulan. Ada ayah yang bekerja, berangkat sesudah subuh dan pulang larut malam. Ada juga ayah yang nongkrong, tidur-tiduran ditempat tertentu hanya untuk melegitimasi bahwa ia sibuk sepanjang hari. Sehingga seolah-olah hanya ada waktu sisa buat anak-anaknya.

Kesimpulannya, ayah-ayah ini ada di mana-mana, tapi mereka sering membolos dari waktu bersama anaknya. Mereka (ayah-ayah ini) sulit ditemukan di rapat-rapat POMG (Persatuan Orang Tua Murid dan Guru), karena ada peninggalan purba yang menyatakan bahwa urusan sekolah adalah hak mutlak sang ibu semata .
Kita jarang menemukan ayah di tempat praktik dokter menggendong anaknya yang sakit. Kita juga tidak melihatnya di kantor kepolisian mengurus anaknya yang melakukan tindakan kriminal.

Ayah-ayah ini apabila ditanyakan pada mereka: Apakah yang penting dalam hidupmu?
Biasanya mereka menjawab: keluarga dan anak-anak.

Naifnya, jawaban ini sering tidak tercermin dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagaimana mereka mengatur waktu dan tenaga mereka sehari-hari antara pekerjaan dan anak.

Simaklah dialog berikut ini:

Sang Anak : "Ayah, Yah main bola yuk!"
Sang Ayah : "O, ya. Ayah baca koran dulu!"
"O, ya. Ayah nonton berita dulu !"
"O, ya. Ayah janji main bola hari Sabtu!"
"O, ya. Ayah ada acara nih"
"O, ya. Ayah lagi cape ? "
"O, ya. Ayah lagi banyak kerjaan"
"O, ya. Ayah mau, tapi ......... ?"

Mungkin ayah seperti inilah yang dimaksudkan oleh hasil need assesment dari Lembaga Demografi salah satu universitas negeri di Jakarta. Jajak pendapat itu menerangkan empat ciri menonjol ayah tipe Pertama ini.
Cepat marah, jarang ada waktu ngobrol dengan anak, ditakuti anak dan selalu menakar seluruh pekerjaan dengan uang.

Kedua, ayah yang ada (fisik) dan rajin tapi tidak tahu harus berbuat apa. 

Kita menemukan ayah-ayah ini sering berada di rumah. Mereka mengerjakan banyak hal, tapi tidak terlalu mengerti apa yang dikerjakannya. Sebuah gelombang rutinitas menjebak dan membawanya berputar-putar ke dalam pekerjaan yang memiliki kualitas rendah.

Anak-anak menjumpai tokoh ini sepanjang waktu di rumah, namun sayangnya lambat laun sang tokoh menjadi tidak berarti dalam kehidupan mereka. Tidak ada lagi kejutan-kejutan psikologis yang biasa ditunggu-tunggu anak dari seorang ayah yang normal. Ritme komunikasi berjalan tanpa greget dan hambar.
Sebagian besar korban Narkoba dan pelecehan seksual di kalangan remaja memiliki ayah tipe kedua ini.

Bukan Superman tapi Superstar.

Benar, ayah bukanlah superman, tapi ia adalah superstar. Ia bintang di tengah keluarga. Ia pembawa dan penentu model sekaligus agen sosial. Lewat aksi panggungnya yang memikat, ia menggemuruhkan keceriaan keluarga.

Tapi, sebagai seorang bintang, ia tidak lahir dengan sendirinya. Ia membutuhkan dukungan, karena bagi lelaki peran ayah bukanlah peran instingtif.
Peran ini lebih membutuhkan bimbingan sosial dari pada wanita dengan perannya sebagai ibu. Sebelum dukungan datang dari luar, maka sang ayah harus mencari dukungan dari dirinya sendiri. Mereka haruslah secara kontinyu merangsang dialog dengan hati nurani secara intens dan apresiatif.
Dialog-dialog ini harus mampu meyakinkan bahwa ia tidaklah satu-satunya ayah yang sedang belajar menjadi superstar.

Bahwa anak-anak membutuhkan cinta, dukungan, dorongan dan perlindungannya. Bahwa melalui anak-anak para orang tua diajarkan makna hidup, cinta, kesucian, kesabaran dan sebagainya. Bahwa anak-anak melihat dunia luar dengan perantara jendela sang superstar.
Dukungan dalam diri tidak akan berarti tanpa tekun dan sabar berlatih. Sampai suatu saat hilangnya kekakuan dalam berhadapan dengan anak-anak.
Muncullah ayah yang dengan ikhlas membantu anaknya mengerjakan PR, memandikan anak, mencuci baju dan belanja. Ayah yang membacakan buku cerita untuk anaknya, mengantar anak les komputer.

Ayah-ayah inilah yang akan membuat dunia ini berputar dan menjawab pertanyaan:
"Where have all the fathers gone?""Here I am. Now and forever!"

[source : setitik embun inspirasi]

Akun Rekening Emosi Qt

Kehidupan sebenarnya seperti cermin. Ketika kita berbuat baik untuk orang lain, orang2 akan berbuat baik kepada kita.
Mengapa kadang kita sangat mudah memaafkan si A, dan selalu membelanya bila ada yang mengkritik. Sebaliknya kita mudah sekali marah pada si B hanya karena kesalahan yang kecil saja, dan selalu memandang dari sisi negatipnya?


Setiap orang, didalam hatinya, memiliki rekening emosi atas nama teman, dan semua orang yang dikenalnya. Ketika si A berbuat baik pada saya, saya catat nilai positip pada rekeningnya. Ketika si A berbuat baik pada anak buahnya, saya melihat dan mencatat lagi pada rekeningnya. Perbuatan baik berkali kali, baik kepada saya ataupun pada orang  lain yang saya tahu, membuat rekening positipnya menumpuk. Sehingga suatu saat dia lepas janji pada saya, maka saya anggap dia lalai tanpa sengaja dan langsung saya maafkan, karena dia punya banyak sekali tabungan positip pada rekeningnya.

Sebaliknya, orang yang anda anggap egois, sering berkelakuan buruk pada anda, ataupun pada orang lain, anda catat nilai negatip pada rekeningnya. Ketika dia memaki pembantunya, memukul anjingnya, anda catat karakter orang ini dengan nilai negatip terus. Sehingga walaupun dia sudah berbuat sedikit kebaikan pada anda, tetap saja anda tidak menyukainya, karena negatipnya jauh melebihi positipnya.

Kalau anda dicatat selalu positip pada orang sekeliling anda, maka jalan anda adalah jalan nikmat yang berbentang rumput hijau. Karena apapun yang anda lakukan akan lebih dinilai secara positip oleh orang lain. Sebaliknya kalau anda dicatat berrekening negatip dimana mana, jalan anda adalah jalan penuh kerikil tajam dan pecahan kaca, yang harus anda lalui dengan telanjang kaki. Sedikit salah saja, bisa jadi membuat anda luka dan berdarah darah.

Contoh sederhana kehidupan adalah ketika orang yang dianggap baik berkata sinis, katanya lucu, kalau yang “mbencekno” berkata sinis, dibilang memang orang jahat sesat. Itulah manfaatnya rekening emosi yang positip pada banyak orang.
Dengan rekening positip yang banyak, anda akan ditolong orang saat kesusahan, dibantu saat berbisnis, dibeli walau harga agak mahal, direferensikan ke mana mana.

Maka, marilah kita berbuat baik, menolong orang, dan berprilaku yang menghasilkan rekening emosi positip pada orang2 disekeliling kita, karena hal itu akan membawa kemudahan luar biasa dalam kita mencapai mimpi dan kesuksesan kita.

[source : setitikembuninspirasi.com]

Satu Jam Saja


Suatu hari seorang anak kecil datang kepada ayahnya dan bertanya,
Apakah kita bisa hidup tidak berdosa selama hidup kita?”.
Ayahnya memandang kepada anak kecil itu dan berkata, “Tidak, nak”.

Putri kecil ini kemudian memandang ayahnya dan berkata lagi,
Apakah kita bisa hidup tanpa berdosa dalam setahun?

Ayahnya kembali menggelengkan kepalanya, sambil tersenyum kepada putrinya.
Oh ayah, bagaimana kalau 1 bulan, apakah kita bisa hidup tanpa melakukan kesalahan?

Ayahnya tertawa, “Mungkin tidak bisa juga, nak”.
OK ayah, ini yang terakhir kali, apakah kita bisa hidup tidak berdosa dalam 1 jam saja?”.

Akhirnya ayahnya mengangguk,
Kemungkinan besar, bisa nak dan Allah yang Maha Pengasihlah yang akan
memampukan kita untuk hidup benar
”.

Anak ini tersenyum lega.
Jika demikian, aku akan hidup benar dari jam ke jam, ayah.
Lebih mudah menjalaninya, dan aku akan menjaganya dari jam ke jam, sehingga aku
dapat hidup dengan benar…


Pernyataan ini mengandung kebenaran sejati.
Marilah kita hidup dari waktu ke waktu, dengan memperhatikan cara kita
menjalani hidup ini.

Dari latihan yang paling kecil dan sederhana sekalipun, akan menjadikan
kita terbiasa, dan apa yang sudah biasa kita lakukan akan menjadi sifat,
dan sifat akan berubah jadi karakter,
dan karakter akan menjadi destiny.
Hiduplah 1 jam TANPA
tanpa kemarahan,
tanpa hati yang jahat,
tanpa pikiran negatif,
tanpa menjelekkan orang,
tanpa keserakahan,
tanpa pemborosan,
tanpa kesombongan,
tanpa kebohongan,
tanpa kepalsuan…
Lalu ulangi lagi untuk 1 jam berikutnya.. .

Hiduplah 1 jam DENGAN
dengan kasih,
dengan sukacita,
dengan damai sejahtera,
dengan kesabaran,
dengan kelemahlembutan,
dengan kemurahan hati,
dengan kerendahan hati,
dg penguasaan diri.
Dan ulangilah untuk 1 jam berikutnya. 
[anonymous]

Semangkuk Nasi Putih


Pada sebuah senja dua puluh tahun yang lalu, terdapat seorang pemuda yang kelihatannya seperti seorang mahasiswa berjalan mondar mandir di depan sebuah rumah makan cepat saji di kota metropolitan, menunggu sampai tamu di restoran sudah agak sepi, dengan sifat yang segan dan malu-malu dia masuk ke dalam restoran tersebut. “Tolong sajikan saya semangkuk nasi putih .” Dengan kepala menunduk pemuda ini berkata kepada pemilik rumah makan. Sepasang suami istri muda pemilik rumah makan, memperhatikan pemuda ini hanya meminta semangkuk nasi putih dan tidak memesan lauk apapun, lalu menghidangkan semangkuk penuh nasi putih untuknya. Ketika pemuda ini menerima nasi putih dan sedang membayar berkata dengan pelan: “dapatkah menyiram sedikit kuah sayur di atas nasi saya. “Istri pemilik rumah berkata sambil tersenyum: “Ambil saja apa yang engkau suka, tidak perlu bayar !” Sebelum habis makan, pemuda ini berpikir : “kuah sayur gratis.” Lalu memesan semangkuk lagi nasi putih.” Semangkuk tidak cukup anak muda, kali ini saya akan berikan lebih banyak lagi nasinya.” Dengan tersenyum ramah pemilik rumah makan berkata kepada pemuda ini.” Bukan, saya akan membawa pulang, besok akan membawa ke sekolah sebagai makan siang saya !” Mendengar perkataan pemuda ini, pemilik rumah makan berpikir pemuda ini tentu dari keluarga miskin diluar kota, demi menuntut ilmu datang ke kota, mencari uang sendiri untuk sekolah, kesulitan dalam keuangan itu sudah pasti. Berpikir sampai di situ pemilik rumah makan lalu menaruh sepotong daging dan sebutir telur disembunyikan dibawah nasi, kemudian membungkus nasi tersebut sepintas terlihat hanya sebungkus nasi putih saja dan memberikan kepada pemuda ini. Melihat perbuatannya, istrinya mengetahui suaminya sedang membantu pemuda ini, hanya dia tidak mengerti, kenapa daging dan telur disembunyikan di bawah nasi? Suaminya kemudian membisik kepadanya: “Jika pemuda ini melihat kita menaruh lauk di nasinya dia tentu akan merasa bahwa kita bersedekah kepadanya, harga dirinya pasti akan tersinggung lain kali dia tidak akandatang lagi, jika dia ke tempat lain hanya membeli semangkuk nasi putih, mana ada gizi untuk bersekolah.”"Engkau sungguh baik hati, sudah menolong orang masih menjaga harga dirinya.” “Jika saya tidak baik, apakah engkau akan menjadi istriku ?” Sepasang suami istri muda ini merasa gembira dapat membantu orang lain.

“Terima kasih, saya sudah selesai makan.” Pemuda ini pamit kepada mereka. Ketika dia mengambil bungkusan nasinya, dia membalikan badan melihat dengan pandangan mata berterima kasih kepada mereka.” Besok singgah lagi, engkau harus tetap bersemangat !” katanya sambil melambaikan tangan, dalam perkataannya bermaksud mengundang pemuda ini besok jangan segan-segan datang lagi. Sepasang mata pemuda ini berkaca-kaca terharu, mulai saat itu setiap sore pemuda ini singgah ke rumah makan mereka, sama seperti biasa setiap hari hanya memakan semangkuk nasi putih dan membawa pulang sebungkus untuk bekal keesokan hari. Sudah pasti nasi yang dibawa pulang setiap hari terdapat lauk berbeda yang tersembunyi setiap hari, sampai pemuda ini tamat, selama 20 tahun pemuda ini tidak pernah muncul lagi. Pada suatu hari, ketika suami ini sudah berumur 50 tahun lebih, pemerintah melayangkan sebuah surat bahwa rumah makan mereka harus digusur, tiba-tiba kehilangan mata pencaharian dan mengingat anak mereka yang di sekolahkan di luar negeri yang perlu biaya setiap bulan membuat suami istri ini berpelukan menangis dengan panik. Pada saat ini masuk seorang pemuda yang memakai pakaian bermerek kelihatannya seperti direktur dari kantor bonafid.”Apa kabar?, saya adalah wakil direktur dari sebuah perusahaan, saya diperintah oleh direktur kami mengundang kalian membuka kantin di perusahaan kami, perusahaan kami telah menyediakan semuanya kalian hanya perlu membawa koki dan keahlian kalian ke sana, keuntungannya akan dibagi 2 dengan perusahaan.” “Siapakah direktur di perusahaan kamu ?, mengapa begitu baik terhadap kami? saya tidak ingat mengenal seorang yang begitu mulia !” sepasang suami istri ini berkata dengan terheran.” Kalian adalah penolong dan kawan baik direktur kami, direktur kami paling suka makan telur dan dendeng buatan kalian, hanya itu yang saya tahu, yang lain setelah kalian bertemu dengannya dapat bertanya kepadanya.”

Akhirnya, pemuda yang hanya memakan semangkuk nasi putih ini muncul, setelah bersusah payah selama 20 tahun akhirnya pemuda ini dapat membangun kerajaaan bisnisnya dan sekarang menjadi seorang direktur yang sukses untuk kerajaan bisnisnya. Dia merasa kesuksesan pada saat ini adalah berkat bantuan sepasang suami istri ini, jika mereka tidak membantunya dia tidak mungkin akan dapat menyelesaikan kuliahnya dan menjadi sesukses sekarang. Setelah berbincang-bincang, suami istri ini pamit hendak meninggalkan kantornya. Pemuda ini berdiri dari kursi direkturnya dan dengan membungkuk dalam-dalam berkata kepada mereka : “bersemangat ya ! di kemudian hari perusahaan tergantung kepada kalian, sampai bertemu besok !”

Kebaikan hati dan balas budi selamanya dalam kehidupan manusia adalah suatu perbuatan indah dan yang paling mengharukan.
[anonymous]

Menyimpan Benci Itu Melelahkan

Beban Kebencian

Seorang Ibu Guru taman kanak-kanak ( TK ) tersebut mengadakan " permainan ".

Ibu Guru menyuruh anak tiap-tiap muridnya membawa kantong plastik ransparan 1 buah dan kentang. Masing-masing kentang tersebut di beri nama ber dasarkan nama orang yang dibenci, sehingga jumlah kentangnya tidak ditentukan berapa ... tergantung jumlah orang-orang yang dibenci.

Pada hari yang disepakati masing-masing murid membawa kentang dalam kantong plastik. Ada yang berjumlah 2, ada yang 3 bahkan ada yang 5. Seperti perintah guru mereka tiap-tiap kentang di beri nama sesuai nama orang yang dibenci.

Murid-murid harus membawa kantong plastik berisi kentang tersebut kemana saja mereka pergi, bahkan ke toilet sekalipun, selama 1 minggu. Hari berganti hari, kentang-kentang pun mulai membusuk, murid-murid mulai mengeluh, apalagi yang membawa 5 buah kentang, selain berat baunya juga tidak sedap.

Setelah 1 minggu murid-murid TK tersebut merasa lega karena penderitaan mereka akan segera berakhir.


Ibu Guru : " Bagaimana rasanya membawa kentang selama 1 minggu ?"

Keluarlah keluhan dari murid-murid TK tersebut, pada umumnya mereka tidak merasa nyaman harus membawa kentang-kentang busuk tersebut ke mana pun mereka pergi.

Guru pun menjelaskan apa arti dari " permainan " yang mereka lakukan.

Ibu Guru : " Seperti itulah kebencian yang selalu kita bawa-bawa apabila kita tidak bisa memaafkan orang lain. Sungguh sangat tidak menyenangkan membawa kentang busuk kemana pun kita pergi. Itu hanya 1 minggu bagaimana jika kita membawa kebencian itu seumur hidup ? Alangkah tidak nyamannya ...

[anonymous]

Andaikan Lidah Bertulang

Salah satu pepatah Amerika mengatakan “Stick and stone may break my bones, but words will never hurt me”. Tongkat dan batu dapat mematahkan tulangku, tapi kata-kata takkan menyakitiku. Benarkah ?
.

Ada orang yang tak pernah memukul, tapi kata-katanya tajam menusuk dan menyakitkan hati. Ketika anak kita diledek temannya, kadang kita katakan ‘biar saja, jangan didengarkan’. Tapi dapatkan kita benar-benar tidak ambil perduli dengan apa yang orang lain katakan ?
.

Bagaimana dengan istri yang langsung diet ketat gila-gilaan begitu suaminya bilang ‘kamu sekarang gendut,ya.’ Atau anak muda yang nekat bunuh diri saat pacarnya bilang ‘aku tidak lagi cinta padamu’. Bagaimana dengan anak sekolah yang tega menembaki guru dan teman-temannya karena ia selalu jadi bahan bulan-bulanan dan ejekan di sekolah. Masih sederet lagi contoh-contoh lain, termasuk yang berakhir dengan hilangnya harga diri, bahkan perceraian !
.

Gary Chapman dalam bukunya Lima Bahasa Kasih, menuliskan tentang kata-kata pendukung. Kata-kata positif yang mendukung, menyemangati, membesarkan hati. Kata2 yang ramah, baik, menghargai, penuh rasa maaf, dan menyiratkan kasih. Contoh yang paling sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari adalah bagaimana ibu menenangkan anaknya yang menangis dengan kata-kata yang lembut. Atau Ayah yang membangkitkan semangat anaknya untuk terus bersekolah dan tekun belajar.
.

Lidah bisa menjadi pedang bermata dua, bisa menyelamatkan, bisa membunuh. Kadang kita mengucapkan kata-kata yang menyakitkan, lalu kita lupa pernah mengatakan itu. Tapi bagi orang yang menjadi korbannya, walau tahun berlalu mungkin ia masih ingat dan sakit hati. Hendaknya kata-kata yang keluar dari mulut kita boleh menjadi berkat bagi orang lain. Terutama bagi pasangan dan anggota keluarga kita. Berpikirlah dulu sebelum berkata-kata. Hindari lontaran kata-kata kasar dalam kemarahan. Tahan diri untuk mengkritik. Berlatihlah untuk menyampaikan kata-kata penuh kasih, kata yang membangun dan memberi harapan.
.

Lidah memang tidak bertulang, berpikirlah dulu sebelum menyesal karena mengeluarkan kata-kata yang tak bisa ditarik kembali !

Love Quotes

"When there is love, you can live even without happiness.
Dostoevsky's Notes From Underground


Tahukah Anda ???


Tahukah Anda bahwa ketika telinga Anda mendengar sebuah kalimat, telinga Anda mendengar seluruh kalimat yang diucapkan tetapi pikiran Anda sibuk mencari makna kalimat yang terdengar.



 Pikiran Anda akan melakukan keseluruhan penafsiran melalui telinga. Penafsiran dilakukan melalui asosiasi terhadap data yang sudah dimiliki kepala. Data-data ini digabung dengan kalimat yang terdengar melalui telinga, sehingga dihasilkan penafsiran baru. Inilah yang akan Anda mainkan sebagai sebuah strategi menghipnotis lawan bicara, klien, prospek, dan bahkan pasangan Anda.

Beberapa pola umum yang digunakan adalah:

• "Seharusnya tidak saya katakan …"
Kalimat ini menyiratkan sesuatu yang rahasia. Pikiran bawah sadar lawan bicara Anda akan menganggap dirinya diutamakan. Kalimat sejenis ini adalah: "Off the record lho, tapi saya cuma kasih tahu Anda …" atau " Ini Cuma untuk kamu saja ya, …". Karena mendapat keistimewaan, orang yang mendengar akan merasa tersanjung, sehingga tidak akan berpikir terlalu sistematis.

• "Jika … apakah Anda mau …"
Kalimat perintah tidak disukai semua orang, karena dengan diperintah orang merasa bahwa dirinya diremehkan. Untuk menghilangkan kesan diperintah, kalimat yang digunakan didahului dengan kata "Jika …" sehingga, lawan bicara Anda merasa bahwa Ia memiliki kendali atas perintah "Anda mau …". Pada umumnya kalimat tanya lebih bisa diterima dan lebih memberikan rasa dihargai daripada kalimat perintah.

• "Saya tidak tahu apakah Anda mau …?"
Kata: "Saya tidak tahu …" memberikan makna pada lawan bicara bahwa si pembicara dalam keadaan netral, sama-sama tidak tahunya seperti lawan bicara Anda. telinga mendengar dan pikiran memproses. Karena diawali dengan ‘saya tidak tahu …’, anak kalimat di belakangnya walaupun sebenarnya merupakan perintah tidak lagi dirasakan sebagai perintah. Kalimat ini sebaiknya disisipkan di tengah-tengah kalimat lain, sehingga keberadaan kalimat perintah ini tidak dirasakan menekan.

• "Mungkin (bisa jadi) …"
Seperti kata "saya tidak tahu", kata "mungkin" atau "bisa jadi" menyiratkan pengertian bahwa kendali ada pada lawan bicara kita, sehingga Ia tidak tertekan untuk menjadi defensive, dan ketika Ia melakukan Ia merasa bahwa Ia tidak diperintah.

• "Sudah Anda sadari/mengerti/pahami … "
Kalimat ini menyiratkan pada lawan bicara bahwa Ia sudah tahu apa yang akan disampaikan pada anak kalimat berikutnya. Karena sudah "terlanjur" merasa dan dianggap tahu, dianggap sadar, dianggap paham, maka Ia enggan melakukan "perlawanan". Bawah sadarnya akan mempertahankan "gengsi" untuk tetap dianggap "tahu/sadar/paham … ".









Salah Kirim


 
Sepasang suami isteri setengah baya yang sama-sama dari kalangan profesional merasa penat dengan kesibukan di ibukota. Mereka memutuskan untuk berlibur di Bali. Mereka akan menempati kembali kamar hotel yang sama dengan ketika mereka berhoneymoon saat menikah 30 tahun yang lalu. Karena kesibukannya, sang suami harus terbang lebih dahulu dan isterinya baru menyusul keesokan harinya.

Setelah check in di hotel di Bali, sang suami mendapati pesawat komputer yang tersambung ke internet telah terpasang di kamarnya. Dengan gembira ia menulis e-mail mesra kepada isterinya di kantornya di Jalan Sudirman, Jakarta. Celakanya, ia salah mengetik alamat e-mail isterinya dan tanpa menyadari kesalahannya ia tetap mengirimkan e-mail tersebut.

Dilain tempat di daerah Cinere, seorang wanita baru kembali dari pemakaman suaminya yang baru saja meninggal. Setibanya di rumah, ia langsung mengecheck e-mail untuk membaca ucapan-ucapan belasungkawa. Baru saja selesai membaca e-mail yang pertama, ia langsung jatuh pingsan tak sadarkan diri. Anak sulungnya yang terkejut kemudian membaca e-mail tersebut (tak lama kemudian jatuh pingsan juga), 
yang bunyinya :


To: Isteriku tercintaSubject: Papah sudah sampai Mah !!!Date: 18 Mei 2006Aku tahu pasti kamu kaget tapi seneng dapat kabar dariku.
Ternyata disini mereka udah pasang internet juga, katanya biar bisa berkirim kabar buat orang-orang tercinta di rumah. Aku baru sampai dan sudah check-in. Katanya mereka juga sudah mempersiapkan segalanya untuk kedatanganmu besok. Nggak sabar deh rasanya nungguin kamu. Semoga perjalanan kamu kesini juga mengasyikkan seperti perjalananku kemaren.
Love you Mom,
Papah

O ya, mah, disini lagi panas-panasnya lho! Kalau pada mau, anak-anak diajak aja .

Sumber nya anonim, saya dapet dari fezbuk, sekedar ingin menciptakan ulasan senyum di bibir kalian sahabat..